Karl Blodig
wikipedia.qwika.com
|
Kala itu, selagi para pendaki terbius dengan kebesaran Asia, Eropa dan Amerika, tersiarlah nama Karl Blodig, pendaki Austria yang telah
mendaki semua puncak 4.000-an meter di pegunungan Alpen. Dituntaskannya pada
tahun 1900. Kisah pendakiannya itu, ia bukukan di buku Die
Viertausender der Alpen (The Four-Thousanders of the Alps), terbit
pertama kali tahun 1923. Prestasi
Blodig ini membuat para pendaki gunung berpikir keras untuk mulai mencari-cari ”sesuatu”
yang baru dalam pendakian. Prestasi Blodig itu pulalah yang menjadi sumber
inspirasi ide Seven Summit yakni niat
untuk ‘mengantungi’ puncak-puncak tertinggi dari tujuh benua.
Dick Bass
7summits.com
|
Perdebatan dan polemik tentang seven
summit mencuat hingga muncul sosok Patrick Morrow, pendaki Kanada
ini juga membantah secara simpatik si Bass dan menyatakan bahwa Mount Kosciusko
bukan salah satu puncak tertinggi di benua. Kemudian ia menggantikan gunung itu
dengan Carstensz Pyramide, 4.884 meter di Pegunungan Jayawijaya, Indonesia, mewakili
Austral-Asia (Oceania). “Orang bisa saja
menjejak Mount Everest, puncak tertinggi dunia itu, tapi belum tentu mampu
menjejak ke tujuh puncak benua,” ujar Pat Morrow.
Baiba & Pat Morrow
Patmorrow.com
|
Ucapan
Pat Morrow sempat dibantah oleh beberapa pendaki modern. Kata mereka,
mendaki seven summit adalah relatif
gampang, kecuali Everest, waktu dan uang! Padahal baik mendaki Tujuh Puncak
Tujuh Benua atau 14 Puncak Zona Kematian tentunya memiliki keunikan
dan tantangan tersendiri. Yang pertama—Tujuh Puncak Benua—terletak di seluruh
muka bumi. Mulai dari Kutub Utara sampai ke Irian Jaya. Sementara yang ke dua—the 14th the Death Zone Mountains—bercokol
dalam satu jajaran pegunungan 8.000-an meter ke atas, di Himalaya dan Karakoram.
Dari data ini, mendaki Tujuh Puncak Benua relatif lebih repot jika dilihat dari
tempat lokasi atau geografis, juga pendanaannya. Karena letaknya tersebar di
berbagai belahan benua.
Sebagian pendaki juga berpendapat
perkataan Morrow seperti ”membakar” daun telinga para pendaki gunung saat itu.
Bahkan aksi ”bakar telinga” ala Pat Morrow itu sampai ke para pendaki di Tanah
Air, khususnya Mapala UI, yang
kebetulan telah mendaki Carstensz Pyramide, 1973, dan Kilimanjaro, 1985.
Kebetulan juga ada anggota Mapala UI
yang mendampingi pendaki Kanada, Pat
Morrow, sewaktu hendak menggenapkan Seven
Summit-nya di Cartstensz Pyramide pada tahun 1986.
Lalu
Pat Morrow yang “dikukuhkan” sebagai the
first seven summiter setelah menutup pendakian seven summits di Carstensz
Pyramide pada tahun 1986. Akhirnya usulan dan pendapat Pat Morrow ini diterima
dan mampu meredakan polemik masyarakat pendaki. Selanjutnya jejak Pat Morrow di
Carstenz Pyramid diikuti oleh Reinhold
Messner, Italia (1986), Geoff Tabin, pendaki Amerika Serikat (1989).
Sejak makin banyak para pendaki dunia yang mengikuti jejak-jejak mereka.
Terkadang
untuk menghindari keraguan atau polemik para pendaki dunia menuntaskan seven summits menggunakan dua versi, yakni
mendaki Cartstenz Pyramid di Indonesia, sekaligus mendaki Mount Kosciusko di Australia. Obsesi mendaki
puncak-puncak benua ini tak hanya didominasi para pendaki laki-laki, pendaki
wanita pun turut memburu prestasi sebagai the
Seven Summiter.
Sementara Indonesia menjadi negara ke-53 yang berhasil menuntaskan Seven Summit. Mereka dari tim Mahitala: Indonesian Seven Summiters Universitas Parahiyangan, Bandung. Mencatatkan para
pendakinya sebangai pendaki Seven Summiter dunia. Sejajar dengan ke-275 pendaki dari
seluruh dunia. Di Asia Tenggara, Indonesia jadi negara ke dua
setelah Singapura. [Ganezh/2014]
1. Carstenz Pyramid
(4.884), Indonesia;
mewakili benua Austral-Asia.
2. Kilimanjaro (5.895),
Afrika; mewakili benua Afrika.
3. Elbrus (5.642),
Rusia; mewakili benua Eropa.
4. Vinson
Massif (4.889), Antartika; mewakili benua Antartika.
5. Aconcagua (6.962), Argentina;
mewakili Kutub Selatan.
6. Everest (8.848), Nepal; mewakili benua Asia
7a. McKinley atau Denali
(6.194), Alaska;
mewakili Kutub Utara.
7b. Mount Kosciusko (2.228), Australia; mewakili Benua Australia.
7b. Mount Kosciusko (2.228), Australia; mewakili Benua Australia.
Sumber: History of Mountain Climbing, French translater to English by Deke
Dusinberre. Falamarion (Paris-New York) 1996. Original version book: Frison-Roche,
Roger and Sylvain Jouty Publhised Simultaneously in French under tittle L’Histoire
de’L’Alpinisme © 1996 Arthaud.
No comments:
Post a Comment