Monday, March 10, 2014

the Greatest Climber: Reinhold Messner

Reinhold Messner is the Greatest Climber on the Earth: Prestasi petualangan yang tak tertandingi.
Reinhold Messner lahir di desa Villnos, di kawasan lembah Tyrol, Italia Selatan, pada 17 September 1944. Ia anak ke dua dari delapan bersaudara. Ayahnya, Joseph Messner, seorang kepala sekolah. Seperti kehidupan petani lain di desa yang di pagari Pegunungan Dolomite ini, mereka hidup sederhana. Di waktu senggang, apalagi liburan panjang, Joseph sering mengajak keluarganya mendaki gunung-gunung di sekitar desanya.
Pada usia lima tahun Reinhold Messner sudah diajak ayahnya mendaki Saas Rigais di Geisler Alps. Berbeda dengan gunung-gunung sebelumnya, gunung itu mengharuskan mereka memanjat tebing dulu baru menggapai puncaknya. Tak dapat dibayangkan bagaimana tangan-tangan mungil Reinhold yang mencengkram tali atau saat berayun-ayun di tebing yang tingginya ratusan meter. Ia tidak merasa takut malah terlihat kegirangan. Gilanya lagi, adik Reinhold, Gunther ikut juga dalam pendakian itu. Joseph memandang bangga pada kedua anaknya ketika mereka sampai di puncaknya.

Thursday, February 20, 2014

1st Indonesian Everest 1997 (Bag. 1)



Indonesian Everest Team 1997
Pada tanggal 26 April 1997, Indonesia menjadi negara di kawasan tropis pertama, sebagai negara pertama di Asia Tenggara, sebagai militer ke tiga di dunia (setelah Nepal dan India), menjadi tim pendaki pertama yang sukses pada musim pendakian ke Everest, 8.848 mdpl, musim 1997. Indonesia telah memotong tim Malaysia yang—punya ide jadi yang pertama sejak tahun 1986—sudah ’nongkrong’ beraklimatisasi di base camp Everest selama 6 bulan.
"Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah mencanangkan akan mengibarkan bendera kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta jiwa, harus kalah dengan bangsa lain di kawasan kita. Karena mencapai puncak tertinggi di dunia sudah menjadi salah satu tonggak ukuran prestasi suatu bangsa." tegas Prabowo dalam buku Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan. Malaysia mengekori keberhasilan kita pada tanggal 23 Mei 1997, dan M. Magendran dan N. Mohanadas jadi orang Malaysia pertama di puncak Everest.

1st Indonesian Everest 1997 (Bag. 2)


Indonesian Everest Team 1997

Kekecewaan Boukreev
Saat evaluasi, ternyata Boukreev sempat kecewa dengan Apa yang menganjurkan Boukreev terus mendaki sampai puncak dan melihat keadaan. Boukreev menyanggupi, tapi ketika ia menanyakan tali, Apa menjawab, bahwa mereka tak mempunyai tali lagi. “Saya kecewa dengannya. Bagaimana mungkin di ketinggian ini, saya harus mencari tali bekas yang terkubur dibawah salju, untuk kemudian disambung-sambung lagi sebagai tali pengaman utk tim ini. Di sini salju sangat tebal, membuat bahaya yang tak terlihat bisa muncul di mana saja. Apa mengaku, dia menggunakan tali terakhir yang panjangnya 100 meter sebagai pengaman rute yang sebenarnya tak perlu diamankan. Saya tak bisa mengerti dengan tindakannya ini.” Ungkap Boukreev. Apa merasa bersalah, lalu menawarkan diri untuk turun dan mengambil tali. Yang jadi masalah selanjutnya adalah masalah waktu yang berjalan terus, mereka harus terus mendaki atau turun. Apa benar-benar merasa bersalah. Karena kelalaiannya, ekspedisi itu terancam gagal. Apa berusaha keras memperbaikinya. Ia pergi ke depan dan mengamankan rute dengan sisa tali terakhir panjangnya tak lebih dari 40 meter. Tali tua, bekas tali ekspedisi-ekspedisi terdahulu. Selama prose situ Boukreev dan tim beristirahat sejanak untuk memulihkan tenaga.

Sang Heroik: Anatoli Boukreev



Anatoli Boukreev
Anatoli Nikolaevich Boukreev [16 Januari 1958 - 25 Desember 1997] pendaki profesional Kazakhstan, Rusia. Pendaki yang telah melakukan pendakian tujuh puncak dari 14 puncak 8000-an tanpa bantuan tabung oksigen. Dengan catatan 18 kesuksesan mendaki puncak-puncak 8.000 sepanjang tahun 1989 hingga 1997. Mendapat reputasi sebagai pendaki elit internasional, untuk pendakian K2 tahun 1993 dan Everest lewat rute North Ridge, tapi semakin terkenal sejak melakukan tindakan penyelamatan secara heroik pada tragedi Everest 1996. Kenapa saya harus menulis tentang beliau? Ya, karena ia merupakan salah satu tokoh utama yang bisa menyukseskan ekpsedisi Indonesian Everest 1997. Baca selengkapnya di 1st Indonesian Everest 1997
Boukreev lahir di Korkino, Uni Soviet. Ia berasal dari Narod, terlahir dari keluarga biasa dari orang tua yang cukup miskin. setelah menamatkan sekolahnya tahun 1975, ia kuliah ke Univ. Chelyabinks, mengambil jurusan keguruan/pendidik ilmu fisika dan meraih gelar sarjanannya tahun 1979. Pada tahun yang sama ia juga menamatkan pelatihan program ski cross-country.

Saturday, February 15, 2014

Demam Gondrong


“Waktu tak akan bisa kita paksakan kehadirannya
Karena ia datang sendiri. Jadi hanya bisa dinanti, 
dijalani, dilewati, atau dikenangi.” [Ganezh/1999]

Tahun ini rambut gondrong lagi nge-trend. Hampir di semua tempat ditemui pemuda berambut gondrong yang lagi asik nongkrong. Ada yang lurus kayak sih Bucek Deep, kayak AXL nya GNR, atau tokoh yang identik dengan gondrong, meski lagi botak, yakni Gugun Gondrong :P Ternyata demam itu juga menjalari Ganes and the gank. Saat ini ia masih “gotang” alias gondrong tanggung. Maklum masih anak sekolahan. Tapi saat liburan panjang nanti ia berniat menggondrongkan rambutnya. Hingga menjelang masuk sekolah.

Ramadhan


Bulan puasa adalah bulan emasnya umat Islam. Merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT. Di bulan itu pula umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh. Menjauhi segala perbuatan dosa. Menahan segala hawa nafsu. Pada umumnya orang yang berpuasa itu mulutnya berbau kurang enak. Misalnya temen Ganes yang bernama Abon. Sedang tidak berpuasa aja dia bau, apalagi kalo dia berpuasa. Hiy! Nggak bisa dibayangin. Tapi doi selalu berpegang teguh pada nasehat-nasehat Wak Haji Dulah. Beliau selalu mengatakan bahwa bau mulut orang yang berpuasa akan lebih harum semerbaknya minyak kasturi nantinya. Amin aja, deh! Kalo si Adut lain lagi. Doi lebih seneng puasa kecil. Itu lho, puasa yang waktu berbukanya pas tengah hari. Hehehe.

Blue Twister



 
static5.depositphotos.com
Malam minggu dari pada manyun, nggak ada yang diapelin, Ganes berkunjung ke rumah Onal, teman lamanya yang anak otomotif SMK 70 itu. Onal yang cukup ahli soal mesin, apa lagi mesin motor. Entah sudah berapa kali motor bebeknya di-tune up olehnya. Dia jago kebut-kebutan di jalan. Dia juga menjadi pimpinan Twister. Kelompok racer amatiran di kota Palembang. Ganes memasuki gerbang rumah Onal. Terlihat Onal sudah bersiap-siap hendak pergi. Ketika melihat tampang Ganes yang cengar-cengir , dia sempat terkejut. Senyumnya mengembang. Dia urung men-starter motornya.
“Wah! Angin apa yang membawa Orang Gunung mampir ke sini!” sapanya ramah.
“Sompret! Apa kabar Muka Cyborg!” jawab Ganes cepat sambil tertawa. Onal turun dari motor kesayangannya itu. Mereka berjabat tangan akrab. Kemudian duduk di beranda sambil bercerita ngalor-ngidul. Karena sudah cukup lama tidak bertemu.