Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Tuesday, January 21, 2014

MATA ITU MATA NENEKKU

Malam semakin larut. Sesekali terdengar suara jangkrik atau jeritan burung-burung malam dari kejauhan. Udara malam terasa semakin dingin membekukan. Membikin orang lebih suka berada di balik selimut tebal dari pada keluar rumah. Jemari cahaya rembulan menerobos di antara pucuk-pucuk pepohonan dan bunga-bunga taman sebuah bangunan besar. Sebuah villa besar dengan halaman serta taman yang cukup luas. Villa itu pasti milik seorang cukup kaya. Berdiri megah di daerah perbukitan kawasan Puncak, Jawa Barat. Di keremangan malam itu. Tampak sosok hitam melompati pagar villa, kemudian disusul oleh dua sosok lainnya. Dengan mengendap-endap ketiga sosok itu memasuki pekarangan bangunan villa. Mendekat, lalu berhenti di rimbunan taman bunga, tak jauh dari dinding bangunan. Sambil duduk jongkok ketiga sosok misterius itu, awas mengamati setiap sudut bangunan. Tak lama kemudian terdengar suara bisikan tak jelas dari mulut mereka. Sesekali sinar rembulan memantul berkilat dari benda-benda yang mereka bawa. Ada yang melengkung dan memanjang.

IJO BULUK

Bzzz… Bzzz… Seekor serangga terbang lincah lalu hinggap di sehelai daun bunga taman kota yang tampak kusam berdebu. Seekor lalat hijau yang gemuk. Lalat itu lalu menggesek-gesekkan kaki belakang serta kaki depan ke tubuhnya. Konon katanya, prilaku lalat yang seperti itu menandakan ia sedang membersihkan badannya. Istilah manusianya: sedang mandi. Ijo, demikian nama lalat gemuk itu biasa dipanggil ibunya. Sambil bersiul-siul ia terlihat semakin asyik melakukan aktivitas itu. Tubuhnya yang berwarna hijau itu makin mengkilat. Bzzzzz... Bzzzzz... Tiba-tiba keasyikkan Ijo terganggu oleh suara dengung kepak serangga lain yang terdengar bising. Sebuah titik hitam terbang melintas ke arahnya. Titik hitam itu makin jelas terlihat, ternyata seekor lalat juga. Anehnya, lalat itu terbang sempoyongan seperti hendak menabrak alias tidak normal menurut bangsa lalat. Makin lama sosok lalat lain itu makin jelas. Terlihat  perberbedaan yang mencolok bila dibandingkan dengan Ijo. Lalat yang terbang acak itu terlihat kurus dan kotor. Memang ada lalat yang bersih? Mata lalat itu terlihat kuyu dan loyo. Pemandangan miris itu mengusik Ijo untuk menyapanya.

BANDOT BANDIT

depositphotos
Aku baru saja membeli seekor kambing jantan dari seorang teman yang punya peternakan kambing. Katanya, kambing yang kubeli dengan ‘harga teman’ ini adalah bibit unggul pilihan. Banyak orang bertanya, kenapa aku membeli kambing jantan, dan bukan kambing betina yang bisa beranak pinak? Kujawab,"Aku bukannya mau jadi peternak seperti temanku itu, tapi ingin punya seekor kambing aduan yang tangguh, kuat dan jago di arena aduan." Mereka cuma nyengir mendengarnya.

Kambing kecil yang lucu itu kuberi nama Bandot. Bulunya hitam legam. Dengan bercak bulu putih yang menggelung di kaki kiri depan. Saat kuajak lapangan rumput di belakang rumah, Bandot tampak gembira. Berlari-lari, melompat-lompat, atau mengembik bebas. Si Bandot kurawat dengan sungguh-sungguh. Sengaja kubuatkan kandang yang bagus dan bersih. Kucarikan rumput dan kumandikan ke sungai. Sesekali kubelikan beberapa suplemen khusus kambing. Aku ingin ia cepat tumbuh besar, tangguh dan tak terkalahkan.